Roda Odong-Odong Kampung Masih Terus Berputar di Tengah Pandemi
Sudah sepuluh bulan lamanya pandemi covid-19 masuk ke Indonesia. Memaksa semua orang beradaptasi dalam kondisi yang serba berbeda. Tak luput dari sisi ekonomi.
Junaidi, seorang pemilik sekaligus pengendara odong-odong kampung di Kabupaten Pamekasan, Madura, pun sempat merasakannya. Sejak 2014 ia menekuni profesinya membawa anak-anak dan orang tua berkeliling kampung dengan odong-odongnya.
Sebelum pandemi, Junaidi mampu memperoleh sekitar seratus ribu rupiah dalam sehari, namun ketika pandemi masuk ke Indonesia, pendapatannya turun menjadi sekitar empat puluh ribu rupiah saja. Bahkan ada masanya nol pemasukan dalam sehari. Dalam empat bulan terakhir Junaidi mengaku pendapatannya sudah mulai normal, meski sebenarnya pandemi di Kabupaten Pamekasan belum juga reda.
Kini tak hanya harus berhadapan dengan pandemi, Junaidi yang sehari-hari ditemani oleh isterinya untuk narik odong-odong juga harus menyesuaikan dengan musim yang sudah beralih ke musim hujan. Jika cuaca tidak mendukung, terpaksa Junaidi gagal narik.
Setiap harinya Junaidi berkeliling kampung dengan rute yang berbeda-beda mulai pukul 15.30 sampai 21.00 diselingi istirahat di waktu salat Maghrib dan Isya.
“Kalau cuaca mendukung nih, dari habis ashar sampai maghrib. Pulang dulu. Isya berangkat lagi sampai selesai kurang lebih jam 21.00.” jawabnya ketika diwawancarai oleh tim Poshtal Media.
Enam tahun narik odong-odong, sebuah pengalaman menarik pun pernah dialami laki-laki berusia 39 tahun ini. Tahun 2016, ia pernah lepas kontrol yang menyebabkan gerbong belakang odong-odongnya terperosok ke selokan. Namun bukan panik, anak-anak justru tertawa lalu dengan gigih membantunya.
Junaidi mengaku sangat senang dengan pekerjaannya karena tidak monoton dan ketika anak-anak senang, ia pun dapat merasakannya.
0 Response to "Roda Odong-Odong Kampung Masih Terus Berputar di Tengah Pandemi"
Posting Komentar